Sabtu, 07 Juni 2014

TUGAS 1




Analisis Klausa pada Terjemahan Al-Qur’an Surat Nuh Ayat Ke 71:28 Berdasarkan Fungsi, kategori, dan Peran
Susi Sukanti
116211765
VI B

Abstrak
Terjemahan Al-Qur’an dalam penulisan ini penerbitnya menggunakan salah satu kalimat yang terdiri dari kalusa. Analisis ini hanya difokuskan pada analisis klausa yang terdapat dalam terjemahan Al-Qur’an tersebut. Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa. Analisis klausa dalam terjemahan Al-Qur’an tersebut berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsurnya, dan berdasarkan makna unsur-unsurnya. Analisis klausa tersebut dilakukan agar dapat membedakan klausa  dengan melihat fungsi, kategori, dan peran yang menduduki setiap kata pada klausa tersebut. Masalah dalam penganalisisan ini adalah fungsi, kategori, dan peran apa saja yang terdapat dalam setiap unsur-unsur klausa dalam sebuah terjemahan Al-Qur’an Surat Nuh, surah ke 71:28 ayat. Penganalisisan ini bertujuan untuk dideskripsikan, dianalisis, dan diinterpretasikan fungsi, kategori dan peran yang terdapat dalam setiap unsur klausa dalam terjemahan Al-Qur’an tersebut, serta dapat dipahami oleh pembaca dalam setiap analisis klausa serta klasifikasi dan pembagiannya.


Kata kunci : klausa dalam fungsi, kategori, dan peran.




PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur kalimat, klausa, dan frase. Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu kedalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana (Chaer, 2009:3). Dilihat dari segi bentuknya, kalimat dapat dirumuskan sebagai salah satu konstruksi sintaksis yang terdiri dari dua kata atau lebih. Hubungan struktur antara kata dan kata, atau kelompok kata dengan kelompok kata yang lain berbeda-beda. Antara kalimat dan kata terdapat dua satuan sintaksis antara, yaitu klausa dan frase.
Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa (Chaer, 2009:150). Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas subjek, dan predikat, baik disertai objek, pelengkap, dan keterangan maupun tidak (Ramlan, 2010:41). Sedangkan Cook (2009:76), memberikan batasan bahwa klausa adalah kelompok kata yang hanya mengandung satu predikat. Dengan ringkas, klausa ialah S P (O) (PEL) (KET). Tanda kurung menandakan bahwa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak ada (Sukini, 2010:41-42).
Ramlan melalui Taringan (2009:43) menjelaskan bahwa klausa adalah bentuk linguistik yang terdiri dari subjek dan predikat. Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat. Chaer (2009:41) mengatakan, “klausa merupakan satuan sintaksis yang berada di atas satuan frase dan di bawah satuan kalimat, berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikat. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen yang berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagainya”.


Selain fungsi subjek yang harus ada dalam konstruksi klausa itu, fungsi subjek boleh dikatakan wajib ada, sedangkan yang lain bersifat tidak wajib. Menurut Saidat (2003:24), klausa adalah satuan gramatikal berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat yang mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Yang dimaksud dengan subjek ialah bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara. Sedangkan predikat ialah bagian klausa yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang subjek.
Kedua argument tersebut jelaslah membuktikan bahwa klausa merupakan satuan gramatikal yang berunsur predikatif, artinya wajib terdapat unsur fungsional predikatif serta subjek. Unsur fungsional lainnya boleh ada boleh tidak, sebab bukan merupakan unsur predikatif yang wajib atau cenderung ada dalam setiap klausa. Masing-masing unsur klausa menempati fungsi, kategori, dan perannya sesuai dengan klasifikasi dan analisis klausa.
Penulis ini akan membahas tentang analisis klausa dari terjemahan Al-Qur’an berdasarkan fungsi, kategori, dan peran atau makna dari Surat Nuh, surah ke 71:28 ayat.












PEMBAHASAN

Analisis Klausa Berdasarkan Fungsi, Kategori, dan Peran dalam Terjemahan Al-Qur’an.
1.      Klausa berpola Subjek- Predikat
(1)   Dia berkata
Analisis
Unsur Klausa
Data (1)
Dia
Berkata
fungsi
S
P
Kategori
N
V
Peran
Pelaku
Perbuatan

Berdasarkan data 1 di atas dari unsur klausa berpola Subjek- Predikat tersebut, kata Dia berfungsi sebagai Subjek, Berkata berfungsi sebagai Predikat. Berdasarkan kategori, Dia berkategori sebagai Nomina, dan Berkata berkategori sebagai Verba. Dan Dia berperan sebagai Pelaku, Berkata berperan sebagai Perbuatan.







2.      Klausa berpola S- P- O- Ket
(2)   Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan
Analisis
Unsur klausa
Data (2)
Allah
Menjadikan
Bumi
Untukmu sebagai hamparan
Fungsi
S
P
O
Ket
Kategori
FN
FV
FN
FP
Peran
Pelaku
Perbuatan
Penerima
Tujuan

Berdasarkan data 2 di atas dari unsur klausa berpola S- P- O- Ket tersebut, kata Allah berfungsi sebagai Subjek, Menjadikan berfungsi sebagai Predikat, Bumi berfungsi sebagai objek, dan Untukmu sebagai hamparan sebagai Keterangan. Berdasarkan kategori, Allah berkategori sebagai Frase Nomina, Menjadikan berkategori sebagai Frase Verba, Bumi berkategori Objek, Untukmu sebagai hamparan sebagai Frase Pronomina. Dan berdasarkan peran, Allah berperan sebagai Pelaku, Menjadikan berperan sebagai Perbuatan, Bumi berperan sebagai Penerima dan Untukmu sebagai hamparan sebagai Tujuan.









3.      Klausa  berpola S- P- O
1.      Aku menyeru mereka
Analisis
Unsur klausa
Data (3.1)
Aku
Menyeru
Mereka
Fungsi

S
P
O
Kategori
N
V
N
Peran
Pelaku
Perbuatan
Penerima

Berdasarkan data 3.1 di atas dari unsur klausa berpola Subjek- Predikat- Objek tersebut, kata Aku berfungsi sebagai Subjek, Menyeru berfungsi sebagai Predikat, Mereka berfungsi sebagai Objek. Berdasarkan kategori, Aku berkategori sebagai Nomina, Menyeru berkategori sebagai Verba, Mereka berkategori sebagai Nomina. Dan Aku berperan sebagai Pelaku, Menyeru berperan sebagai Perbuatan, dan Mereka berperan sebagai Penerima.










2.      Orang-orang melaksanakan sholat
Analisis
Unsur klausa
Data (3.2)
Orang-orang
Melaksanakan
Sholat
Fungsi
S
P
O
Kategori

N
V
N
Peran
Pelaku
Perbuatan
Penerima

Berdasarkan data 3.2 di atas dari unsur klausa berpola Subjek- Predikat- Objek tersebut, kata Orang-orang berfungsi sebagai Subjek, Melaksanakan berfungsi sebagai Predikat, Sholat berfungsi sebagai Objek. Berdasarkan kategori, Orang-orang berkategori sebagai Nomina, melaksanakan berkategori sebagai Verba. Sholat berkategori Nomina. Dan Orang-orang berperan sebagai Pelaku, Melaksanakan berperan sebagai Perbuatan, dan Sholat berperan sebagai Penerima.












4.      Klausa berpola S- P- O- Pel
(4)  Mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya
Analisis
Unsur klausa
Data (4)
Mereka
Memasukkan
Jarinya
Ke telinganya
Fungsi
S
P
O
Pel
Kategori
N
V
N
FV
Peran
Pelaku
Perbuatan 
Pengalam
Tujuan

Berdasarkan data 4 di atas dari unsur klausa berpola Subjek- Predikat- Objek- Pelengkap tersebut, kata Mereka berfungsi sebagai Subjek, Memasukkan berfungsi sebagai Predikat, Jarinya berfungsi sebagai Objek, dan Ke telinganya berfungsi sebagai Pelengkap. Berdasarkan kategori, Mereka berkategori sebagai Nomina, Memasukkan berkategori sebagai Verba, Jarinya berkategori sebagai Nomina, Ke telinganya berkategori sebagai Frase Verba. Dan Mereka berperan sebagai Pelaku, Memasukkan berperan sebagai Perbuatan, Jarinya berperan sebagai Pengalam, dan Ke telinganya berperan sebagai Tujuan.









5.      Klausa berpola P- Ket- S
(5)   Sungguh telah kami ciptakan kepadamu apa yang mereka ketahui
Analisis
Unsur klausa
Data (5)
Sungguh telah kami ciptakan
kepadamu
Apa yang mereka ketahui
Fungsi
P
Ket
S
Kategori
Klausa
FD
FN
Peran
Perbuatan
Penerima
Penderita

Berdasarkan data 5 di atasa dari unsur klausa berpola Predikat- Keterangan- Subjek tersebut, kata Sungguh telah kami ciptakan berfungsi sebagai Predikat, Kepadamu berfungsi sebagai Keterangan, dan kata Apa yang mereka ketahui berfungsi sebagai Subjek. Berdasarkan kategori, Sungguh telah kami ciptakan  berkategori sebagai Klausa, Kepadamu kategori sebagai Frase Dasar, dan kata Apa yang mereka ketahui berkategori sebagai Frase Nomina. Dan Sungguh telah kami ciptakan berperan sebagai Perbuatan, Kepadamu berperan sebagai Penerima, dan kata Apa yang mereka ketahui berperan sebagai Penderita.








6.      Klausa Lengkap berpola konjungsi waktu + SPK
(6)   Kemudian mengembalikannya pada  hari kiamat dengan pasti
Analisis
Unsur klausa
Data (6)
Kemudian
Mengembalikannya
(pada hari kiamat) dengan pasti
Fungsi

 
P
K
Kategori
Konj
V
FP
Peran
Urutan
Perbuatan
Tujuan

Berdasarkan data 6 di atas dari unsur Klausa Lengkap berpola Konjungsi Waktu+ SPK tersebut, kata Kemudian tidak memiliki fungsi, Mengembalikannya berfungsi sebagai Predikat, (pada hari kiamat) dengan pasti berfungsi sebagai Keterangan. Berdasarkan kategori, Kemudian berkategori sebagai Konjungsi, Mengembalikannya berkategori sebagai Verba, dan kata (pada hari kiamat) dengan pasti berkategori sebagai Frase Pronomina . Dan Kemudian berperan sebagai Urutan, Mengembalikannya berperan sebagai Perbuatan, dan kata (pada hari kiamat) dengan pasti berperan sebagai Tujuan.







7.      Klausa Lengkap berpola konjungsi subordinatif modalitas atau sikap SP
(7)   Sesungguhnya mereka durhaka kepadaku
Analisis
Unsur klausa
Data (7)
Sesungguhnya
Mereka
Durhaka kepadaku
Fungsi

S
P
Kategori
Konj
N
A
Peran
Sikap
Pengalam
Keadaan

Berdasarkan data 7 di atas dari unsur Klausa Lengkap berpola Konjungsi Subordinatif Modalitas atau sikap SP tersebut, kata Sesungguhnya tidak memiliki fungsi. Mereka berfungsi sebagai Subjek, dan Durhaka  kepadaku berfungsi sebagai Predikat. Berdasarkan kategori, Sesungguhnya berkategori sebagai Konjungsi, Mereka berkategori sebagai Nomina, Dan kata Durhaka kepadaku berkategori sebagai Adjektiva . Dan Sesungguhnya berperan sebagai Sikap, Mereka berperan sebagai Pengalam, dan Durhaka kepadaku berperan sebagai Keadaan.










(8)   Klausa Lengkap berkonjungsi subordinatif sikap + PKS
1.      Sesunggugnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam
Analisis
Unsur klausa
Data (8.1)
Sesungguhnya
Aku telah menyeru
Kaumku
Siang dan malam
Fungsi

P
K
S
Kategori
Konj
V
FP
FN
Peran
Penjelas
Perbuatan
Tujuan
Waktu

Berdasarkan data 8.1 di atas dari unsur Klausa Lengkap berkonjungsi subordinatif sikap+ PKS tersebut, kata Sesungguhnya tidak memiliki fungsi, Aku telah menyeru sebagai Predikat, kata Kaumku berfungsi sebagai Keterangan, Siang dan malam berfungsi sebagai Subjek. Berdasarkan kategori, Sesungguhnya berkategori sebagai Konjungsi, Aku telah menyeru berkategori sebagai Verba, Kaumku berkategori sebagai Frase Pronomina, Siang dan malam berkategori sebagai Frase Nomina. Sesungguhnya berperan sebagai Penjelas, Aku telah menyeru berperan sebagai Perbuatan, Kaumku berperan sebagai Tujuan, dan Siang dan malam berperan sebagai Waktu.









2.      Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah)
Analisis
Unsur klausa
Data (8.2)
Sesungguhnya
Kami telah mengutus
Nuh
Kepada kaumnya (dengan perintah)
Fungsi

P
K
S
Kategori
Konj
V
FP
N
Peran
Penjelas
Perbuatan
Tujuan
Penderita

Berdasarkan data 8.2 di atas dari unsur Klausa Lengkap berkonjungsi subordinatif sikap+ PKS tersebut, kata Sesungguhnya tidak memiliki fungsi, Kami telah mengutus sebagai Predikat, kata Nuh berfungsi sebagai Keterangan, Kepada kaumnya (dengan perintah) berfungsi sebagai Subjek. Berdasarkan kategori, Sesungguhnya berkategori sebagai Konjungsi, Kami telah mengutus berkategori sebagai Verba, Nuh berkategori sebagai Frase Pronomina, Kepadanya berkategori sebagai Nomina. Sesungguhnya berperan sebagai Penjelas, Aku telah mengutus berperan sebagai Perbuatan, Nuh berperan sebagai Tujuan, dan Kepada kaumnya (dengan perintah) berperan sebagai Penderita.









9.  Konjungsi + SPO
(9)    Dan mereka melakukan tipu daya yang sangat besar
Analisis
Unsur klausa
Data (9)
Dan
Mereka
Melakukan tipu daya
Yang sangat besar
Fungsi

S
P
O
Kategori
Konj koord.

Mereka (N) laku menipudayakan (FV)
FN
Peran

Pelaku
Perbuatan
Penderita

Berdasarkan data 9 di atas dari unsur Konjungsi+ Subjek- Predikat+ Objek tersebut, kata Dan tidak memiliki fungsi, Mereka berfungsi sebagai Subjek, Melakukan tipu daya berfungsi sebagai Predikat, dan Yang sangat besar berfungsi sebagai Objek. Berdasarkan kategori, Dan berkategori sebagai Konjungsi Koordinatif, Mereka tidak memiliki kategori, Melakukan tipu daya berkategori Mereka(N) laku menipudayakan(FV). Kata Dan tidak memiliki peran, Mereka berperan sebagai Pelaku, Melakukan tipu daya berperan sebagai Perbuatan, Yang sangat besar berperan sebagai Penderita.







PENUTUP
1.      Kesimpulan
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa merupakan unsur kalimat yang mewajibkan adanya dua fungsi sintaksis, yakni subjek dan predikat sedang yang lain tidak wajib. Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bisa juga tidak muncul misalnya dalam kalimat jawaban atau dalam Bahasa Indonesia lisan tidak resmi. Klausa juga berpotensi menjadi kalimat tunggal karena didalamnya terdapat unsur sintaksis yakni subjek dan predikat.
Klasifikasi  klausa berdasarkan struktur mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah subjek, sedangkan predikat sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Yang berdasarkan tiga dasar yaitu: berdasarkan fungsi unsur-unsurnya, kategori kata atau frase yang menjadi unsurnya, dan berdasarkan makna atau peran unsurnya.
Dari pembahasan ini analisis klausa di atas dapat disimpulkan hasil analisis yaitu berpola subjek dan predikat, klausa lengkap berkonjungsi subordinatif syarat, klausa berkonjungsi koordinatif, dan klausa larangan yang tidak di awali konjungsi. Klausa-klausa tersebut terdiri dari beberapa fungsi S-P-O-Pel-Ket yang menyertai. Analisis klausa ini atas dalam pembahasan diambil dari terjemahan Al-Qur’an yang membahas mengenai Nabi Nuh yang memperingatkan kepada ciptaan Allah Swt.

2.      Saran
        Dengan adanya analisis klausa dalam terjemahan Al-Qur’an ini diharapkan dapat memberikan kemudahan terhadap pembaca dalam memahami klasifikasi dan pembagian klausa berdasarkan fungsi, kategori, dan peran, baik yang berkonjungsi subordinatif maupun tidak. Penulis analisis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritikan maupun saran dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan analisis ini.






DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul.2009.Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).Jakarata: Rineka Cipta.
Tarigan, Henry Guntur.2009.Pengantar Saintaksis.Bandung: Angkasa.
Sukini. 2010.Sintaksis Sebuah Panduan Praktis.Surakarta: Yuma Pustaka.
Arifin, Zaenal.2008.Sintaksis Bahasa Indonesia.Jakarta: Grasindo.
Dahlan, Saidat.2003.Sintaksis.Basic Education Projec (BEP): Pekanbaru.