Analisis
Klausa pada Terjemahan Al-Qur’an Surat Nuh Ayat Ke 71:28 Berdasarkan Fungsi, kategori, dan Peran
Susi
Sukanti
116211765
VI
B
Abstrak
Terjemahan
Al-Qur’an dalam penulisan ini penerbitnya menggunakan salah satu kalimat yang terdiri
dari kalusa. Analisis ini hanya difokuskan pada analisis klausa yang terdapat
dalam terjemahan Al-Qur’an tersebut. Klausa adalah satuan sintaksis yang
bersifat predikatif. Artinya, didalam satuan atau konstruksi itu terdapat
sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu
bukan sebuah klausa. Analisis klausa dalam terjemahan Al-Qur’an tersebut
berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsurnya, dan berdasarkan
makna unsur-unsurnya. Analisis klausa tersebut dilakukan agar dapat membedakan
klausa dengan melihat fungsi, kategori,
dan peran yang menduduki setiap kata pada klausa tersebut. Masalah dalam
penganalisisan ini adalah fungsi, kategori, dan peran apa saja yang terdapat
dalam setiap unsur-unsur klausa dalam sebuah terjemahan Al-Qur’an Surat Nuh,
surah ke 71:28 ayat. Penganalisisan ini bertujuan untuk dideskripsikan,
dianalisis, dan diinterpretasikan fungsi, kategori dan peran yang terdapat
dalam setiap unsur klausa dalam terjemahan Al-Qur’an tersebut, serta dapat
dipahami oleh pembaca dalam setiap analisis klausa serta klasifikasi dan
pembagiannya.
Kata
kunci : klausa dalam fungsi, kategori, dan peran.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Sintaksis
adalah salah satu cabang tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur
kalimat, klausa, dan frase. Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan
kata-kata itu kedalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut
satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana (Chaer,
2009:3). Dilihat dari segi bentuknya, kalimat dapat dirumuskan sebagai salah
satu konstruksi sintaksis yang terdiri dari dua kata atau lebih. Hubungan
struktur antara kata dan kata, atau kelompok kata dengan kelompok kata yang
lain berbeda-beda. Antara kalimat dan kata terdapat dua satuan sintaksis
antara, yaitu klausa dan frase.
Klausa
adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam satuan atau
konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak terdapat
predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa (Chaer, 2009:150). Klausa
merupakan satuan gramatik yang terdiri atas subjek, dan predikat, baik disertai
objek, pelengkap, dan keterangan maupun tidak (Ramlan, 2010:41). Sedangkan Cook
(2009:76), memberikan batasan bahwa klausa adalah kelompok kata yang hanya
mengandung satu predikat. Dengan ringkas, klausa ialah S P (O) (PEL) (KET).
Tanda kurung menandakan bahwa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka,
artinya boleh ada, boleh juga tidak ada (Sukini, 2010:41-42).
Ramlan
melalui Taringan (2009:43) menjelaskan bahwa klausa adalah bentuk linguistik
yang terdiri dari subjek dan predikat. Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa
adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya
terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi
menjadi kalimat. Chaer (2009:41) mengatakan, “klausa merupakan satuan sintaksis
yang berada di atas satuan frase dan di bawah satuan kalimat, berupa runtutan
kata-kata berkonstruksi predikat. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen
yang berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan
sebagainya”.
Selain
fungsi subjek yang harus ada dalam konstruksi klausa itu, fungsi subjek boleh
dikatakan wajib ada, sedangkan yang lain bersifat tidak wajib. Menurut Saidat
(2003:24), klausa adalah satuan gramatikal berupa gabungan kata yang
sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat yang mempunyai potensi
untuk menjadi kalimat. Yang dimaksud dengan subjek ialah bagian klausa yang
menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara. Sedangkan predikat ialah bagian
klausa yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang subjek.
Kedua
argument tersebut jelaslah membuktikan bahwa klausa merupakan satuan gramatikal
yang berunsur predikatif, artinya wajib terdapat unsur fungsional predikatif
serta subjek. Unsur fungsional lainnya boleh ada boleh tidak, sebab bukan
merupakan unsur predikatif yang wajib atau cenderung ada dalam setiap klausa.
Masing-masing unsur klausa menempati fungsi, kategori, dan perannya sesuai
dengan klasifikasi dan analisis klausa.
Penulis
ini akan membahas tentang analisis klausa dari terjemahan Al-Qur’an berdasarkan
fungsi, kategori, dan peran atau makna dari Surat Nuh, surah ke 71:28 ayat.
PEMBAHASAN
Analisis Klausa
Berdasarkan Fungsi, Kategori, dan Peran dalam Terjemahan Al-Qur’an.
1.
Klausa berpola Subjek- Predikat
(1) Dia
berkata
Analisis
|
Unsur Klausa
|
|
Data (1)
|
Dia
|
Berkata
|
fungsi
|
S
|
P
|
Kategori
|
N
|
V
|
Peran
|
Pelaku
|
Perbuatan
|
Berdasarkan
data 1 di atas dari unsur klausa berpola Subjek- Predikat tersebut, kata Dia
berfungsi sebagai Subjek, Berkata berfungsi sebagai Predikat. Berdasarkan
kategori, Dia berkategori sebagai Nomina, dan Berkata berkategori sebagai
Verba. Dan Dia berperan sebagai Pelaku, Berkata berperan sebagai Perbuatan.
2.
Klausa berpola S- P- O- Ket
(2) Allah
menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan
Analisis
|
Unsur klausa
|
|||
Data (2)
|
Allah
|
Menjadikan
|
Bumi
|
Untukmu
sebagai hamparan
|
Fungsi
|
S
|
P
|
O
|
Ket
|
Kategori
|
FN
|
FV
|
FN
|
FP
|
Peran
|
Pelaku
|
Perbuatan
|
Penerima
|
Tujuan
|
Berdasarkan
data 2 di atas dari unsur klausa berpola S- P- O- Ket tersebut, kata Allah berfungsi
sebagai Subjek, Menjadikan berfungsi sebagai Predikat, Bumi berfungsi sebagai
objek, dan Untukmu sebagai hamparan sebagai Keterangan. Berdasarkan kategori, Allah
berkategori sebagai Frase Nomina, Menjadikan berkategori sebagai Frase Verba,
Bumi berkategori Objek, Untukmu sebagai hamparan sebagai Frase Pronomina. Dan berdasarkan
peran, Allah berperan sebagai Pelaku, Menjadikan berperan sebagai Perbuatan,
Bumi berperan sebagai Penerima dan Untukmu sebagai hamparan sebagai Tujuan.
3.
Klausa
berpola S- P- O
1. Aku
menyeru mereka
Analisis
|
Unsur klausa
|
||
Data (3.1)
|
Aku
|
Menyeru
|
Mereka
|
Fungsi
|
S
|
P
|
O
|
Kategori
|
N
|
V
|
N
|
Peran
|
Pelaku
|
Perbuatan
|
Penerima
|
Berdasarkan
data 3.1 di atas dari unsur klausa berpola Subjek- Predikat- Objek tersebut,
kata Aku berfungsi sebagai Subjek, Menyeru berfungsi sebagai Predikat, Mereka
berfungsi sebagai Objek. Berdasarkan kategori, Aku berkategori sebagai Nomina, Menyeru
berkategori sebagai Verba, Mereka berkategori sebagai Nomina. Dan Aku berperan
sebagai Pelaku, Menyeru berperan sebagai Perbuatan, dan Mereka berperan sebagai
Penerima.
2. Orang-orang
melaksanakan sholat
Analisis
|
Unsur klausa
|
||
Data (3.2)
|
Orang-orang
|
Melaksanakan
|
Sholat
|
Fungsi
|
S
|
P
|
O
|
Kategori
|
N
|
V
|
N
|
Peran
|
Pelaku
|
Perbuatan
|
Penerima
|
Berdasarkan
data 3.2 di atas dari unsur klausa berpola Subjek- Predikat- Objek tersebut,
kata Orang-orang berfungsi sebagai Subjek, Melaksanakan berfungsi sebagai
Predikat, Sholat berfungsi sebagai Objek. Berdasarkan kategori, Orang-orang
berkategori sebagai Nomina, melaksanakan berkategori sebagai Verba. Sholat
berkategori Nomina. Dan Orang-orang berperan sebagai Pelaku, Melaksanakan
berperan sebagai Perbuatan, dan Sholat berperan sebagai Penerima.
4.
Klausa berpola S- P- O- Pel
(4) Mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya
Analisis
|
Unsur klausa
|
|||
Data (4)
|
Mereka
|
Memasukkan
|
Jarinya
|
Ke
telinganya
|
Fungsi
|
S
|
P
|
O
|
Pel
|
Kategori
|
N
|
V
|
N
|
FV
|
Peran
|
Pelaku
|
Perbuatan
|
Pengalam
|
Tujuan
|
Berdasarkan
data 4 di atas dari unsur klausa berpola Subjek- Predikat- Objek- Pelengkap
tersebut, kata Mereka berfungsi sebagai Subjek, Memasukkan berfungsi sebagai
Predikat, Jarinya berfungsi sebagai Objek, dan Ke telinganya berfungsi sebagai
Pelengkap. Berdasarkan kategori, Mereka berkategori sebagai Nomina, Memasukkan
berkategori sebagai Verba, Jarinya berkategori sebagai Nomina, Ke telinganya
berkategori sebagai Frase Verba. Dan Mereka berperan sebagai Pelaku, Memasukkan
berperan sebagai Perbuatan, Jarinya berperan sebagai Pengalam, dan Ke
telinganya berperan sebagai Tujuan.
5.
Klausa berpola P- Ket- S
(5) Sungguh
telah kami ciptakan kepadamu apa yang mereka ketahui
Analisis
|
Unsur klausa
|
||
Data (5)
|
Sungguh
telah kami ciptakan
|
kepadamu
|
Apa
yang mereka ketahui
|
Fungsi
|
P
|
Ket
|
S
|
Kategori
|
Klausa
|
FD
|
FN
|
Peran
|
Perbuatan
|
Penerima
|
Penderita
|
Berdasarkan
data 5 di atasa dari unsur klausa berpola Predikat- Keterangan- Subjek tersebut,
kata Sungguh telah kami ciptakan berfungsi sebagai Predikat, Kepadamu berfungsi
sebagai Keterangan, dan kata Apa yang mereka ketahui berfungsi sebagai Subjek.
Berdasarkan kategori, Sungguh telah kami ciptakan berkategori sebagai Klausa, Kepadamu kategori
sebagai Frase Dasar, dan kata Apa yang mereka ketahui berkategori sebagai Frase
Nomina. Dan Sungguh telah kami ciptakan berperan sebagai Perbuatan, Kepadamu berperan
sebagai Penerima, dan kata Apa yang mereka ketahui berperan sebagai Penderita.
6.
Klausa Lengkap berpola konjungsi waktu +
SPK
(6) Kemudian
mengembalikannya pada hari kiamat dengan
pasti
Analisis
|
Unsur klausa
|
||
Data (6)
|
Kemudian
|
Mengembalikannya
|
(pada
hari kiamat) dengan pasti
|
Fungsi
|
|
P
|
K
|
Kategori
|
Konj
|
V
|
FP
|
Peran
|
Urutan
|
Perbuatan
|
Tujuan
|
Berdasarkan
data 6 di atas dari unsur Klausa Lengkap berpola Konjungsi Waktu+ SPK tersebut,
kata Kemudian tidak memiliki fungsi, Mengembalikannya berfungsi sebagai
Predikat, (pada hari kiamat) dengan pasti berfungsi sebagai Keterangan.
Berdasarkan kategori, Kemudian berkategori sebagai Konjungsi, Mengembalikannya
berkategori sebagai Verba, dan kata (pada hari kiamat) dengan pasti berkategori
sebagai Frase Pronomina . Dan Kemudian berperan sebagai Urutan, Mengembalikannya
berperan sebagai Perbuatan, dan kata (pada hari kiamat) dengan pasti berperan
sebagai Tujuan.
7.
Klausa Lengkap berpola konjungsi
subordinatif modalitas atau sikap SP
(7) Sesungguhnya
mereka durhaka kepadaku
Analisis
|
Unsur klausa
|
||
Data (7)
|
Sesungguhnya
|
Mereka
|
Durhaka
kepadaku
|
Fungsi
|
|
S
|
P
|
Kategori
|
Konj
|
N
|
A
|
Peran
|
Sikap
|
Pengalam
|
Keadaan
|
Berdasarkan
data 7 di atas dari unsur Klausa Lengkap berpola Konjungsi Subordinatif
Modalitas atau sikap SP tersebut, kata Sesungguhnya tidak memiliki fungsi.
Mereka berfungsi sebagai Subjek, dan Durhaka
kepadaku berfungsi sebagai Predikat. Berdasarkan kategori, Sesungguhnya
berkategori sebagai Konjungsi, Mereka berkategori sebagai Nomina, Dan kata
Durhaka kepadaku berkategori sebagai Adjektiva . Dan Sesungguhnya berperan
sebagai Sikap, Mereka berperan sebagai Pengalam, dan Durhaka kepadaku berperan
sebagai Keadaan.
(8) Klausa
Lengkap berkonjungsi subordinatif sikap + PKS
1. Sesunggugnya
aku telah menyeru kaumku siang dan malam
Analisis
|
Unsur klausa
|
|||
Data (8.1)
|
Sesungguhnya
|
Aku
telah menyeru
|
Kaumku
|
Siang
dan malam
|
Fungsi
|
|
P
|
K
|
S
|
Kategori
|
Konj
|
V
|
FP
|
FN
|
Peran
|
Penjelas
|
Perbuatan
|
Tujuan
|
Waktu
|
Berdasarkan
data 8.1 di atas dari unsur Klausa Lengkap berkonjungsi subordinatif sikap+ PKS
tersebut, kata Sesungguhnya tidak memiliki fungsi, Aku telah menyeru sebagai
Predikat, kata Kaumku berfungsi sebagai Keterangan, Siang dan malam berfungsi
sebagai Subjek. Berdasarkan kategori, Sesungguhnya berkategori sebagai
Konjungsi, Aku telah menyeru berkategori sebagai Verba, Kaumku berkategori
sebagai Frase Pronomina, Siang dan malam berkategori sebagai Frase Nomina.
Sesungguhnya berperan sebagai Penjelas, Aku telah menyeru berperan sebagai
Perbuatan, Kaumku berperan sebagai Tujuan, dan Siang dan malam berperan sebagai
Waktu.
2. Sesungguhnya
kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah)
Analisis
|
Unsur klausa
|
|||
Data (8.2)
|
Sesungguhnya
|
Kami
telah mengutus
|
Nuh
|
Kepada
kaumnya (dengan perintah)
|
Fungsi
|
|
P
|
K
|
S
|
Kategori
|
Konj
|
V
|
FP
|
N
|
Peran
|
Penjelas
|
Perbuatan
|
Tujuan
|
Penderita
|
Berdasarkan
data 8.2 di atas dari unsur Klausa Lengkap berkonjungsi subordinatif sikap+ PKS
tersebut, kata Sesungguhnya tidak memiliki fungsi, Kami telah mengutus sebagai Predikat,
kata Nuh berfungsi sebagai Keterangan, Kepada kaumnya (dengan perintah)
berfungsi sebagai Subjek. Berdasarkan kategori, Sesungguhnya berkategori
sebagai Konjungsi, Kami telah mengutus berkategori sebagai Verba, Nuh
berkategori sebagai Frase Pronomina, Kepadanya berkategori sebagai Nomina.
Sesungguhnya berperan sebagai Penjelas, Aku telah mengutus berperan sebagai
Perbuatan, Nuh berperan sebagai Tujuan, dan Kepada kaumnya (dengan perintah)
berperan sebagai Penderita.
9. Konjungsi + SPO
(9) Dan mereka melakukan tipu daya yang sangat
besar
Analisis
|
Unsur klausa
|
|||
Data
(9)
|
Dan
|
Mereka
|
Melakukan
tipu daya
|
Yang
sangat besar
|
Fungsi
|
|
S
|
P
|
O
|
Kategori
|
Konj
koord.
|
|
Mereka
(N) laku menipudayakan (FV)
|
FN
|
Peran
|
|
Pelaku
|
Perbuatan
|
Penderita
|
Berdasarkan
data 9 di atas dari unsur Konjungsi+ Subjek- Predikat+ Objek tersebut, kata Dan
tidak memiliki fungsi, Mereka berfungsi sebagai Subjek, Melakukan tipu daya berfungsi
sebagai Predikat, dan Yang sangat besar berfungsi sebagai Objek. Berdasarkan kategori,
Dan berkategori sebagai Konjungsi Koordinatif, Mereka tidak memiliki kategori,
Melakukan tipu daya berkategori Mereka(N) laku menipudayakan(FV). Kata Dan
tidak memiliki peran, Mereka berperan sebagai Pelaku, Melakukan tipu daya
berperan sebagai Perbuatan, Yang sangat besar berperan sebagai Penderita.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa merupakan unsur kalimat yang mewajibkan
adanya dua fungsi sintaksis, yakni subjek dan predikat sedang yang lain tidak
wajib. Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bisa juga tidak
muncul misalnya dalam kalimat jawaban atau dalam Bahasa Indonesia lisan tidak
resmi. Klausa juga berpotensi menjadi kalimat tunggal karena didalamnya
terdapat unsur sintaksis yakni subjek dan predikat.
Klasifikasi klausa berdasarkan struktur mengacu pada
hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini
klausa yang bisa tidak hadir adalah subjek, sedangkan predikat sebagai unsur
inti klausa selalu hadir. Yang berdasarkan tiga dasar yaitu: berdasarkan fungsi
unsur-unsurnya, kategori kata atau frase yang menjadi unsurnya, dan berdasarkan
makna atau peran unsurnya.
Dari pembahasan
ini analisis klausa di atas dapat disimpulkan hasil analisis yaitu berpola
subjek dan predikat, klausa lengkap berkonjungsi subordinatif syarat, klausa
berkonjungsi koordinatif, dan klausa larangan yang tidak di awali konjungsi.
Klausa-klausa tersebut terdiri dari beberapa fungsi S-P-O-Pel-Ket yang
menyertai. Analisis klausa ini atas dalam pembahasan diambil dari terjemahan
Al-Qur’an yang membahas mengenai Nabi Nuh yang memperingatkan kepada ciptaan
Allah Swt.
2. Saran
Dengan adanya analisis klausa dalam
terjemahan Al-Qur’an ini diharapkan dapat memberikan kemudahan terhadap pembaca
dalam memahami klasifikasi dan pembagian klausa berdasarkan fungsi, kategori,
dan peran, baik yang berkonjungsi subordinatif maupun tidak. Penulis analisis
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritikan maupun saran dari pembaca
sangat diharapkan demi perbaikan analisis ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer,
Abdul.2009.Sintaksis Bahasa Indonesia
(Pendekatan Proses).Jakarata: Rineka Cipta.
Tarigan, Henry
Guntur.2009.Pengantar Saintaksis.Bandung:
Angkasa.
Sukini. 2010.Sintaksis Sebuah Panduan Praktis.Surakarta:
Yuma Pustaka.
Arifin,
Zaenal.2008.Sintaksis Bahasa Indonesia.Jakarta:
Grasindo.
Dahlan,
Saidat.2003.Sintaksis.Basic Education
Projec (BEP): Pekanbaru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar